Pangeran Anggadipa merupakan Tumenggung
yang diangkat oleh Sultan Agung (Mataram) setelah Kerajaan Sumenep berhasil
ditaklukkan pasukan Mataram pada tahun 1624. Ia berasal dari Jepara, yang oleh
Speellman di sebut sebagai “wakil Susuhunan
di Sumenep”. ia menikah dengan putri Raden Martapati, wakil dari Arosbaya
(Graff, 1987).
Pangeran Anggadipa diceritakan pula
dalam Babad Songennep (Werdisastra,
1921), bahwa ialah pembangun Masegit
Laju’ (Masjid lama) yang sekarang berada di depan Rumah Dinas Bupati
Sumenep. masjid tersebut dibangun pada tahun 1639. Namun dalam de Graff (1987) disebutkan tahun pembangunannya adalah tahun jawa 1570 atau 1640 M.
Ia diberhentikan oleh Sultan Agung pada
tahun 1644, kemudian ia digantikan sebagai Tumenggung Sumenep oleh Raden
Jaingpati, Saudara sepupu Pangeran Cakraningrat I dari Sampang. Namun Pangeran
Anggadipa tidak pulang ke Jawa, melainkan menetap di Sumenep hingga beliau
wafat . Makamnya sekarang berada di bukit Asta, yang kemudian digunakan sebagai
makam para pemimpin Sumenep dan terkenal dengan Kompleks Makam “Asta Tinggi”
(Graff, 1987: 60-61).
Dalam cungkup makam ini juga dimakamkan tokoh-tokoh bangsawan lain seperti, Makam
Pangeran Wirosari, Makam
Pangeran Rama, Makam Raden
Ayu Artak, dan Makam
Pangeran Panji Pulangjiwa.
DAFTAR RUJUKAN
Graff, H.J.1987. Puncak
Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung. Jakarta : Pustaka Utama
Werdisastra, R. 1921. Babad Songennep. Jakarta : Balai Pustaka
makam siapakah yg tepat berada di depan masjid laju yg terkenal dengan bujuk keramat itu. trims mohon infonya
BalasHapusMakam syekh ahmad Guru spritualnya Pangeran Anggadipa
BalasHapus