Kompleks Makam Tumenggung Yudanegara (Foto : Novi BmW, 17/02/2013) |
Sekitar tahun 1672, Sumenep dipimpin oleh Raden
Bugan (Raden Wangsajaya). Ia diangkat oleh Pangeran Trunojoyo penguasa Sampang,
kemudian diberi gelar Pangeran Yudanegara. Saat menjadi penguasa Sumenep ia
memperistri keponakan Pangeran Trunojoyo, yaitu Nyai Kani. Ayah Nyai Kani
adalah Kyai Jumantara dari Sampang. Dari pernikahan tersebut dikaruniai empat
putri, yaitu Raden Ayu Batur (Istri Adikara III, Bupati Pamekasan), Raden Ayu
Artak (Istri Tumenggung Pulangjiwa, Bupati Suemenp), Raden Ayu Otok (Istri
Pangeran Gatutkaca, Bupati Pamekasan), dan raden Ayu Kacang (Istri Raden
Kanoman, Bupati Pamekasan) (Zulkarnain, I. Dkk. 2003).
Makam Pangeran Yudanegara berada di Banasokan, Desa
Kebunagung, Kec. Kota Sumenep. Pada tahun 1222 Hijriyah (1807 M) Panembahan
Natakusuma I membangun sebuah cungkup pada makam Pangeran Yudanegara. Hal pembangunan
cungkup tersebut terukir pada sebuah prasasti yang dilekatkan pada dinding luar
dekat pintu masuk cungkup Makam Pangeran Yudanegara.
....hadal baiti..... hadal qubur al amir almandi
sarro fi
Biladi Sumenep al musammi Pangeran Natakusuma wa
kaana assollah fi yaumul jumat ahad ‘asaro
Yauman min Syahri Rojab .............. 1222
‘Ali.... fadholla sSolah wa zakah
,... ‘Ala...... Al Anbiya’ wal mursalin Wa Ala
Alihi Washohbihhi Ajmain.
Artinya:
.... ini rumah..... ini makam pemimpin pasukan
(delegasi/barisan) rahasia (khusus) di
Negeri Sumenep, yang dikenal (bernama) Pangeran
Natakusuma yang dalam kebaikan pada hari Jumat 11
Hari di Bulan Rojab ................ 1222 ‘......
................. (NB. Munib, 25/02/2013)
Babad Songennep
(1921 : 70), menceritakan suasana makam Tumenggung Yudanegara ini. Bahwa lokasi
berada di barat daya jembatan (di atas Sungai Kebonagung), dahulu sungai
Kebonagung mengalir melewati barat kompleks makam. Namun pada tahun 1912 oleh
pihak Belanda sungai dialirkan lewat timur kompleks makam, sehingga makam
bagaikan dikelilingi sungai.
No. 5 menunjukkan lokasi makam Tumenggung Yudanegara garis warna merah adalah bekas aliran Sungai sebelum 1912 (Kreasi Peta : Faiq Nur Fikri & Novi BmW) |
Rujukan :
Werdisastra, R. 1921. Babad Songennep. Jakarta : Balai Pustaka
Oleh : Novi BmW & Komunitas Songennep Tempo
Doeloe
Prasastinya kok tidak menyebutkan nama Tumenggung Judanagara ya?
BalasHapusIya itulah yg menjadi persoalan sekarang...
HapusPrasasti ditulis sekitar tahun 1807 M an masa Panembahan Notokusumo I (Asirudin)
namun sesuai cerita rakyat & babad Songennep, lokasi ini adalah makam T. Yudanegara...
di dekat situ jg msh ad makam kuno namun tertimbun cungkupnya yg tlah roboh... sayang blm bs di bersihkan _/\_
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSuaminya Raden ayu kacang turunan dari mana ya bro... Saya cari kok gak ketemu
BalasHapusTumenggung Yuda negara ini sama tdk ya dng tumenggung Yuda negara yg di Banyumas??
BalasHapusIni msh ada hubungannya dg tumenggung yudanegara 1 dan 2 yg dimakamkan di makam dawuhan banyumas nggak ya? ?
BalasHapus