Rabu, 05 Juni 2013

Makam Tumenggung Yudanegara



Kompleks Makam Tumenggung Yudanegara
(Foto : Novi BmW, 17/02/2013)

Sekitar tahun 1672, Sumenep dipimpin oleh Raden Bugan (Raden Wangsajaya). Ia diangkat oleh Pangeran Trunojoyo penguasa Sampang, kemudian diberi gelar Pangeran Yudanegara. Saat menjadi penguasa Sumenep ia memperistri keponakan Pangeran Trunojoyo, yaitu Nyai Kani. Ayah Nyai Kani adalah Kyai Jumantara dari Sampang. Dari pernikahan tersebut dikaruniai empat putri, yaitu Raden Ayu Batur (Istri Adikara III, Bupati Pamekasan), Raden Ayu Artak (Istri Tumenggung Pulangjiwa, Bupati Suemenp), Raden Ayu Otok (Istri Pangeran Gatutkaca, Bupati Pamekasan), dan raden Ayu Kacang (Istri Raden Kanoman, Bupati Pamekasan) (Zulkarnain, I. Dkk. 2003).
Makam Pangeran Yudanegara berada di Banasokan, Desa Kebunagung, Kec. Kota Sumenep. Pada tahun 1222 Hijriyah (1807 M) Panembahan Natakusuma I membangun sebuah cungkup pada makam Pangeran Yudanegara. Hal pembangunan cungkup tersebut terukir pada sebuah prasasti yang dilekatkan pada dinding luar dekat pintu masuk cungkup Makam Pangeran Yudanegara.
 
Prasasti pada Cungkup Makam Tumenggung Yudanegara
(Foto : Novi BmW, 17/02/2013)

....hadal baiti..... hadal qubur al amir almandi sarro fi
Biladi Sumenep al musammi Pangeran Natakusuma wa kaana assollah fi yaumul jumat ahad ‘asaro
Yauman min Syahri Rojab .............. 1222 ‘Ali.... fadholla sSolah wa zakah
,... ‘Ala...... Al Anbiya’ wal mursalin Wa Ala Alihi Washohbihhi Ajmain.

Artinya:

.... ini rumah..... ini makam pemimpin pasukan (delegasi/barisan) rahasia (khusus) di
Negeri Sumenep, yang dikenal (bernama) Pangeran Natakusuma yang dalam kebaikan pada hari Jumat 11
Hari di Bulan Rojab ................ 1222 ‘......
 ................. (NB. Munib, 25/02/2013)

Babad Songennep (1921 : 70), menceritakan suasana makam Tumenggung Yudanegara ini. Bahwa lokasi berada di barat daya jembatan (di atas Sungai Kebonagung), dahulu sungai Kebonagung mengalir melewati barat kompleks makam. Namun pada tahun 1912 oleh pihak Belanda sungai dialirkan lewat timur kompleks makam, sehingga makam bagaikan dikelilingi sungai.
 
No. 5 menunjukkan lokasi makam Tumenggung Yudanegara
garis warna merah adalah bekas aliran Sungai sebelum 1912
(Kreasi Peta : Faiq Nur Fikri & Novi BmW)

Rujukan :
Werdisastra, R. 1921. Babad Songennep. Jakarta : Balai Pustaka

Zulkarnain, I. Dkk. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep.

 Oleh : Novi BmW & Komunitas Songennep Tempo Doeloe

6 komentar:

  1. Prasastinya kok tidak menyebutkan nama Tumenggung Judanagara ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itulah yg menjadi persoalan sekarang...
      Prasasti ditulis sekitar tahun 1807 M an masa Panembahan Notokusumo I (Asirudin)
      namun sesuai cerita rakyat & babad Songennep, lokasi ini adalah makam T. Yudanegara...
      di dekat situ jg msh ad makam kuno namun tertimbun cungkupnya yg tlah roboh... sayang blm bs di bersihkan _/\_

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Suaminya Raden ayu kacang turunan dari mana ya bro... Saya cari kok gak ketemu

    BalasHapus
  4. Tumenggung Yuda negara ini sama tdk ya dng tumenggung Yuda negara yg di Banyumas??

    BalasHapus
  5. Ini msh ada hubungannya dg tumenggung yudanegara 1 dan 2 yg dimakamkan di makam dawuhan banyumas nggak ya? ?

    BalasHapus